Tiga-empat kali, lalu keterusan.
Hahaha, begitulah drama "noles"-ku di blog ini. Yang tadinya sudah sempat rutin seminggu sekali selama setahun lamanya, runtuh begitu saja.
Lima bulan lamanya nggak nulis rasanya kangen sih pasti. Yang jelas setelah lama nggak nulis, kecepatan nulis tugas kuliah seperti essay atau paper pun juga menurun. Kadang nulis itu jadi terapi selain jadi wadah menampung ide dan merekam kenangan (disamping foto dan video di hp). Dan tentunya, selama lima bulan vakum ini pun ada banyak hal yang terlewatkan, salah satunya kisah Baby R terkena Demam Berdarah (DB).
Waktu itu Baby R kira-kira umur 4 bulan. Sepulang dari perjalanan mudik dengan rute Surabaya - Banyuwangi - Surabaya - Bangkalan - Surabaya, Baby R tiba-tiba panas tinggi. Sudah mencoba skin-to-skin, tapi dia rewel banget tengah malam. Sudah diukur pakai termometer digital bolak-balik, tapi suhunya masih di kisaran 38 derajat. Tapi kok panas banget ya? Akhirnya setelah coba ditermo biasa (air raksa), ternyata suhunya di atas 39! Jujur aku sangat merasa bersalah karena kesalahan mungkin ada di termometer digital yang aku beli cukup murah :( Untungnya meskipun waktu itu sedang musim libur Lebaran, ada dokter yang praktek di RSIA dekat rumah. Tiga hari setelah periksa adalah hari pertama aku masuk kantor setelah lima bulan cuti. Baby R sama sekali tidak nangis waktu aku tinggal. Tapi matanya pun juga tidak berbinar. Baby R masih lemas. Aku pikir Baby R hanya butuh istirahat saja setelah berjibaku dari demam selama kurang lebih 3 hari. Aku tinggalkan Baby R bersama mamaku di rumah, berharap sepulang kerja Baby R sudah lebih baik.
Sekitar jam 9, mama meneleponku untuk mengabari bahwa ia akan membawa Baby R ke rumah sakit untuk cek karena kondisinya yang semakin lemas. Akhirnya aku menyusul langsung ke rumah sakit dan meninggalkan kantor segera setelah briefing Senin pagi pertamaku dengan pimpinan baru. Sesampainya di rumah sakit, aku lihat memang Baby R kondisinya sangat lemas; wajah dan ekspresinya campuran antara ngantuk dan teler. Setelah mengurus pendaftaran, ternyata dokter yang kami tuju sangat ramai pasien. Maklum habis musim mudik lebaran, kata susternya.
Melihat kondisi Baby R semakin pucat, aku langsung memutuskan untuk turun ke UGD dan memeriksakannya di sana supaya penangannya lebih cepat. Di UGD, Baby R langsung cek darah dan bintik-bintik di tangan. Setelah menunggu kira-kira dua jam, Baby R dinyatakan positif DB dan harus rawat inap di Rumah Sakit. Waktu itu Baby R harus opname selama 5 hari. Aku harus cukup bersyukur karena waktu itu tidak ada kuliah, hanya UAS saja yang kebanyakan take home, sehingga aku bisa ambil cuti kantor dan fokus menunggui Baby R.
Ada yang menarik waktu Baby R opname. Di hari ketiga, beberapa teman kantor datang menjenguk. Baby R yang tadinya lemas, matanya langsung berbinar. Tidak lama kemudian mimik wajahnya berubah ceria dan ia pun aktif ingin berguling. Sayangnya, ia tertahan tangan yang dibebat. Ia semacam ingin memamerkan ke teman-teman kantorku kalau dia sudah bisa ini-itu. Lucu yah? :")
Well, semoga Baby R nggak perlu sakit dulu baru pinter ini-itu yaaah. Dan semoga kita semua dan keluarga selalu diberi kesehatan dan berada dalam lindungan-Nya.
Berhubung ini masih di kantor nulisnya dan orang-orang sudah pada pulang, lain kali aku lanjut cerita lagi yah. Sumpah, rasanya benar-benar mengobati rindu sih "noles" di sini. Semoga teman-teman Genk Noles yang lain juga semangat nulis lagi yaah..
Waktu itu Baby R kira-kira umur 4 bulan. Sepulang dari perjalanan mudik dengan rute Surabaya - Banyuwangi - Surabaya - Bangkalan - Surabaya, Baby R tiba-tiba panas tinggi. Sudah mencoba skin-to-skin, tapi dia rewel banget tengah malam. Sudah diukur pakai termometer digital bolak-balik, tapi suhunya masih di kisaran 38 derajat. Tapi kok panas banget ya? Akhirnya setelah coba ditermo biasa (air raksa), ternyata suhunya di atas 39! Jujur aku sangat merasa bersalah karena kesalahan mungkin ada di termometer digital yang aku beli cukup murah :( Untungnya meskipun waktu itu sedang musim libur Lebaran, ada dokter yang praktek di RSIA dekat rumah. Tiga hari setelah periksa adalah hari pertama aku masuk kantor setelah lima bulan cuti. Baby R sama sekali tidak nangis waktu aku tinggal. Tapi matanya pun juga tidak berbinar. Baby R masih lemas. Aku pikir Baby R hanya butuh istirahat saja setelah berjibaku dari demam selama kurang lebih 3 hari. Aku tinggalkan Baby R bersama mamaku di rumah, berharap sepulang kerja Baby R sudah lebih baik.
Sekitar jam 9, mama meneleponku untuk mengabari bahwa ia akan membawa Baby R ke rumah sakit untuk cek karena kondisinya yang semakin lemas. Akhirnya aku menyusul langsung ke rumah sakit dan meninggalkan kantor segera setelah briefing Senin pagi pertamaku dengan pimpinan baru. Sesampainya di rumah sakit, aku lihat memang Baby R kondisinya sangat lemas; wajah dan ekspresinya campuran antara ngantuk dan teler. Setelah mengurus pendaftaran, ternyata dokter yang kami tuju sangat ramai pasien. Maklum habis musim mudik lebaran, kata susternya.
Melihat kondisi Baby R semakin pucat, aku langsung memutuskan untuk turun ke UGD dan memeriksakannya di sana supaya penangannya lebih cepat. Di UGD, Baby R langsung cek darah dan bintik-bintik di tangan. Setelah menunggu kira-kira dua jam, Baby R dinyatakan positif DB dan harus rawat inap di Rumah Sakit. Waktu itu Baby R harus opname selama 5 hari. Aku harus cukup bersyukur karena waktu itu tidak ada kuliah, hanya UAS saja yang kebanyakan take home, sehingga aku bisa ambil cuti kantor dan fokus menunggui Baby R.
Ada yang menarik waktu Baby R opname. Di hari ketiga, beberapa teman kantor datang menjenguk. Baby R yang tadinya lemas, matanya langsung berbinar. Tidak lama kemudian mimik wajahnya berubah ceria dan ia pun aktif ingin berguling. Sayangnya, ia tertahan tangan yang dibebat. Ia semacam ingin memamerkan ke teman-teman kantorku kalau dia sudah bisa ini-itu. Lucu yah? :")
Well, semoga Baby R nggak perlu sakit dulu baru pinter ini-itu yaaah. Dan semoga kita semua dan keluarga selalu diberi kesehatan dan berada dalam lindungan-Nya.
Berhubung ini masih di kantor nulisnya dan orang-orang sudah pada pulang, lain kali aku lanjut cerita lagi yah. Sumpah, rasanya benar-benar mengobati rindu sih "noles" di sini. Semoga teman-teman Genk Noles yang lain juga semangat nulis lagi yaah..