07 April 2019

Hatiku Terpotek

Dua hari ini adalah hari tersedih selama 2 bulan menjadi ibu baru: Baby R sakit.

Entah apa penyebab ia terkena batuk pilek, aku pun masih mengira-ira. Pertanyaan dokter kemarin, apa ada yang batuk/ pilek/ bersin-bersin di rumah? Jawabannya, tidak ada. Tapi dokter berkeyakinan bahwa nak bayik pasti ketularan.

Sebelumnya, tiga hari yang lalu sewaktu libur Isra' Mi'raj, kami sekeluarga memang sempat jalan-jalan ke daerah Pacet. Di sana kami hanya duduk-duduk di warung lesehan di kawasan kolam air hangat. Nak bayik pun sewaktu tidur sudah beralas bantal menyusui tebal plus diberi selimut dan dipakaikan jaket serta set baju lengan panjang supaya tidak kedinginan. Setelah kurang lebih dua jam kami bersantai, kami menuju Tretes untuk makan sate dan angsle yang terkenal di depan Hotel Surya. Nak bayik, seperti biasanya, nggak rewel dan ekspresinya happy. Kami pun tidak ada rasa khawatir sama sekali.

Hari Kamis, nak bayik masih happy seperti biasa. Namun memang hawa Surabaya hari itu sungguh panas tak tertahankan. AC bersuhu 20 derajat pun rasanya cuma semriwing-semriwing saja. Bahkan nak bayik sempat kami bawa ke depan kipas angin (model tornado) supaya tidak kepanasan.

Barulah Jumat pagi setelah mandi, nak bayik mulai batuk-batuk dengan intens. Padahal malamnya ia tidur pulas dan hanya bangun untuk minum, tidak seperti beberapa waktu belakangan yang sering mengajak main mulai sekitar jam 3 sampai jam 7 pagi. Sehabis mandi aku langsung daftar ke dokter anak di RS dan berangkat di siang harinya.

Selama menunggu dokter datang, entah mengapa batuk nak bayik makin menjadi dan berubah dari batuk kering menjadi batuk berdahak. Ia pun sempat menangis dengan keras. Berulang kali ia terlihat susah bernapas, yang kalau bahasa jawanya seperti orang "keloloden", yang mungkin disebabkan dahak yang masih tertahan di tenggorokan. Potek rasanya hatiku melihatnya. Di ruang tunggu pun ada momen "mbrebes mili" karena nggak tega melihatnya sulit bernapas. Saat itu aku membatin, "Oh, begini toh rasanya jadi orang tua.." Ada nyamuk di kamar saja rasanya was-was dan dibelain begadang khawatir nyamuknya menggigit nak bayik. Ini malah harus melihat dia bernapas tersengal-sengal. :(

Momen lain yang memotek hati adalah saat sebelum pulang dari RS, nak bayik yang semula haus, malah menangis dan memberontak saat akan aku susui. Tangisannya melengking seperti berteriak, tidak seperti biasanya. Sepertinya ia bingung antara menelan ASI dan mengeluarkan dahak di waktu yang bersamaan. Di momen itu, aku sempat blank beberapa detik dan berusaha menenangkan diriku sendiri dulu agar tidak panik. 

Meskipun kami belum tahu sebab sakitnya dia, tapi kami punya beberapa asumsi. Bisa jadi nak bayik tertular saat terpapar di udara terbuka di Pacet dan Tretes, kelelahan karena pergi seharian dari pagi sampai malam, atau karena terkena AC yang terlalu dingin dan kipas angin yang terlalu kencang, atau malah kombinasi ketiganya. Yang jelas, dari kejadian ini kami jadi sadar bahwa nak bayik masih "tiny little baby" yang belum genap 2 bulan dan tidak memforsir dengan kegiatan di luar dalam waktu lama meskipun ia tampak happy dan tidak rewel.

Semoga cepat sembuh ya sayangnya Mamabon.. :'(


1 comment:

  1. Cepet sembuh baby R :") Aaamiinn.

    Btw Kawa hebat bgt ya berarti. Ikut ibook dari pagi-malem bs survive gitu. Mana ke tempat bencana segala. Trs kalo sakit disuruh memeluk rasa sakitnya lagi. Wkakakakaka (jadi julid maafin)

    ReplyDelete