14 April 2019

Check-up (Ternyata) Penting

Sabtu kemarin adalah hari yang panjang bin melelahkan buat aku pribadi. Niat awalnya sih ngontrolin Baby R ke dokter di RS, tapi ujung-ujungnya malah emaknya yang pulang dengan membawa "hasil".

Awalnya Baby R dapat nomor antrian cukup awal yaitu nomor 9 dengan jadwal praktek yang dimulai pukul 10.00. Di samping itu aku juga mendaftar ke dokter mata untuk minta resep kacamata. Kami (aku, nak bayik dan mamaku) berencana berangkat jam 10 saja supaya nggak terlalu lama nunggu. NAMUN.. Ujung-ujungnya kami berangkat sekitar jam 11 kurang entah karena apa dan yaaa namanya juga pergi bareng bayik ya, banyak yang harus dipersiapkan dan banyak "impromptu"-nya. Sampai di RS, ternyata hari Sabtu bukanlah hari yang tepat untuk kontrol. Karena eh karena, Sabtu kan para orang tua pada libur, jadilah hari itu adalah hari yang tepat untuk periksa maupun vaksin. Super rame, asli! Dari yang semula kami dapat nomor 9, kami malah mengantre bersama pendaftar bernomor 30-an, dan sampai lewat jam 2 siang pun nama Baby R belum juga dipanggil. Alhasil kami ke poli mata dulu sambil berharap poli mata lebih cepat dan sebelum pulang masih sempat mampir ke poli anak dan dokternya masih ada.

Ke poli mata, ternyata kami masih harus menunggu satu pasien lagi yang makan waktu sekitar setengah jam. Setelahnya, begitu dipanggil dan masuk ke ruang periksa, aku dipersilakan untuk "menjajal" beberapa alat secara berurutan. Alat pemeriksaan mata pertama belum pernah aku coba sebelumnya. Alat ini mirip seperti alat pengukur minus/plus mata (apa yah sebutannya?), tapi bisa mengeluarkan angin. Saat aku menilik ke lubang mata dan suster menekan tombol, keluarlah angin yang rasanya bikin kita seperti ditiup orang lain waktu kita kelilipan. Lanjut ke alat pengukur minus/plus, lanjut lagi ke alat serupa yang mengeluarkan cahaya seolah-olah "memutari" bola mata kita. Selesai dengan ketiga alat tersebut, barulah aku duduk di kursi yang lazim ada di optik untuk mencoba beberapa ukuran lensa yang berbeda-beda. Setelah dicobakan beberapa ukuran lensa oleh suster, barulah ukuran lensaku dikoreksi oleh dokter. Dan ternyata.. Aku baru tahu kalau aku ada silinder juga. Kecil sih, cuma 0,25. Tapi yaaa ternyata lumayan berpengaruh terutama saat menyetir. 

Saat resep kacamata ditulis, dokter menanyakan pertanyaan pamungkas, "Ibu beneran nggak pernah ada riwayat glukoma?" Wah, penyakit apa inihhh. Dokter menjelaskan bahwa tekanan bola mata kananku cukup tinggi dan khawatir kalau dibiarkan bisa menyebabkan glukoma. Glukoma sendiri disebabkan karena cairan pada bola mata mengalami hambatan untuk keluar. Mungkin gambarannya semacam selang yang agak tersumbat, jadi kalau ada air yang mau keluar tekanannya jadi meningkat di titik yang tersumbat itu. Nah kalau di glukoma ini semacam di saluran cairan mata yang keluar-masuk dari dan ke dalam mata. Jadi bukan air mata, yaa.. 

Berdasarkan hasil browsing, tekanan bola mata normal itu di angka 10-21 mmHG. Sementara tekanan bola mata kananku waktu diuji tiga kali hasilnya 19, 21 dan 23 (kalau nggak salah ingat). Pengecekan dilakukan sampai dua kali, bahkan. Karena dokternya sempat ragu karena si Pasien nggak pernah terdiagnosis glukoma sebelumnya. Akhirnya dokter pun memberi resep obat tetes yang harus diteteskan dua kali sehari. Bismillah yah, semoga dua minggu lagi waktu kontrol nanti angka tekanan bola mataku sudah normal lagi. Karena ternyata, glukoma menjadi penyebab kebutaan kedua tertinggi di dunia setelah katarak (berdasarkan hasil browsing, lagi-lagi). 

Berawal dari iseng-iseng, namun berakhir serius. Bagaimanapun dari hasil pemeriksaan ini aku mengambil pelajaran bahwa check-up itu penting loh ternyata. Karena bisa jadi di dalam tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat, ternyata ada organ-organ tubuh yang tidak bekerja dengan baik dan tidak terdeteksi secara kasat mata. Contohnya aku, meskipun sudah berkali-kali tes minus di optik, tapi ternyata baru tahu kalau ada silinder dan bahkan ada gejala glukoma.

Meskipun aku menyarankan untuk menyempatkan diri untuk check-up, tapi semoga kita semua sehat selalu yah.. Amin




No comments:

Post a Comment