Waktu itu Selasa sore menjelang jam pulang kantor, 13 Maret 2018, paket untukku ternyata sudah duduk manis di meja satpam kantor.
Tidak terlalu berat, namun yang pasti tebal.
Meskipun sudah tahu isinya, napasku agak naik-turun. Mungkin karena adrenalin yang meningkat.
Deg-degan. Pasti.
Nervous. Jelas.
Tidak terlalu berat, namun yang pasti tebal.
Meskipun sudah tahu isinya, napasku agak naik-turun. Mungkin karena adrenalin yang meningkat.
Deg-degan. Pasti.
Nervous. Jelas.
Aroma Karsa versi cetak.
Beserta tanda tangan penulisnya.
Jujur, ini pertama kalinya.
Itu berarti, saatnya berpisah dengan cerbung digital yang kuikuti selama dua bulan, tiap dua kali seminggu.
Menanti bagian baru muncul tiap Senin dan Kamis pagi, sembari menahan penasaran saat cerbung sudah sampai di setiap bagian akhir.
Kehilangan itu pasti.
Sebuah kebiasaan yang terhenti pasti akan menimbulkan lubang di hati.
Itu berarti, saatnya berpisah dengan cerbung digital yang kuikuti selama dua bulan, tiap dua kali seminggu.
Menanti bagian baru muncul tiap Senin dan Kamis pagi, sembari menahan penasaran saat cerbung sudah sampai di setiap bagian akhir.
Kehilangan itu pasti.
Sebuah kebiasaan yang terhenti pasti akan menimbulkan lubang di hati.
Dan aku sangat berterimakasih atas ide Dewi 'Dee' Lestari untuk membuat versi cerbungnya terlebih dahulu.
Karena sebagai orang yang terkena sindrom "malas membaca buku tebal dan cerita panjang", melihat tebalnya Aroma Karsa di meja atau rak toko buku pasti akan membuatku niat beliku urung.
Terima kasih, terima kasih, terima kasih.
Karena berkat cerbung ini, berkat cerita di novel ini, keinginanku untuk membeli buku muncul kembali.
Love,
No comments:
Post a Comment