Di era globalisasi yang serba digital ini rasanya penyimpanan dan pertukaran data soft file menjadi sangat mudah. Kita bisa klik dan upload apapun cukup dengan duduk manis dirumah untuk bisa dinikmati orang-orang seantero dunia. File sharing yang biasa kita lakukan adalah download. Pasti banyak diantara kita yang lebih banyak mengunduh daripada mengunggah, terutama untuk urusan musik. Betul begitu sodara-sodara?
Nah, Gerakan #1Bulan1CD ini awalnya dicetuskan oleh teman saya yang bernama Theo Cahya. Dia juga pernah menulis hal serupa di blognya [link]. Kalau dihitung-hitung, Theo sudah menjalankan gerakan ini secara disiplin selama hampir 1,5 tahun. Ya, saya harus bilang WOW untuk kedisiplinannya!
Gerakan ini awalnya diusung dengan semangat memperbaiki mental diri sendiri yang sering download album dari berbagai artis dengan maruk dan membabibuta. Bayangkan, band-band yang karyanya kita download itu rekaman di studio dengan tidak gratis. Proses mixing lagu juga bayar lagi. Belum lagi manajemen, sound engineer, dan kru-kru lain yang juga butuh duit dari hasil kerja mereka dengan band-band itu. Memang sih, mereka akan dapat bayaran yang besar dari hasil manggung sana sini. Tapi coba kita lihat, begitukah cara kita mengapresiasi karya yang muncul dari tingkat intelektualitas tertinggi manusia? Dengan cara mengunduh secara cuma-cuma? Saya rasa tidak. Jadi, meski awalnya men-download, kami sudah berjanji untuk segera membeli album fisik mereka begitu tersedia di toko musik dan begitu urusan keuangan juga sudah mencukupi.
Gerakan serupa juga sebenarnya pernah kami baca di blog seseorang waktu Theo sedang blog-walking. Rasanya senang sekali mempunyai "teman" yang juga memiliki semangat yang sama. Sayangnya saya lupa blog orang itu. Kalau suatu saat kamu membaca ini, saya rasanya kepingin dadah-dadah dan bilang "Mari lanjutkan perjuangan kita!!!!" Oke, agak lebay.
Kenapa 1 Bulan "cuma" 1 CD?
Sebenarnya menurut saya sah-sah saja kalau kita mau beli 5 CD sekaligus dalam satu waktu atau bahkan merapel 6 CD untuk 6 bulan yang bolong. Yang terpeting sebenarnya adalah apresiasi terhadap karya seni dan memperbaiki mental download gratisan. Hanya saja, seringkali kita yang mahasiswa dan pelajar ini sulit mengalokasikan uang jajan yang terbatas untuk jumlah besar, misal beli 5 CD sekaligus dalam satu waktu. Lain halnya kalau kita "mencicil" membeli 1 CD dalam 1 Bulan. Paling kita hanya akan mengeluarkan 25-40ribu rupiah untuk album musisi lokal.
Saya pribadi, suka mengoleksi CD. Terutama CD karya anak negeri yang awalnya saya lihat performa mereka lewat situs YouTube atau Soundcloud, atau referensi dari orang-orang sekitar. Kadang pun kalau tidak ada ide mau beli album apa, saya dengan random-nya memilih CD dengan artwork yang bagus atau unik. Sayangnya, saya masih tidak sedisiplin Theo; asal ada duit, langsung beli 3-4 CD. Rasanya memang kurang "nyeni" sih dibanding Theo yang bisa menjajarkan dengan rapi ke-12 CD yang sudah dikumpulkannya sejak bulan pertama hingga bulan keduabelas. Mungkin ke-tidak-nyeni-an itu lah yang akan saya benahi dan saya masukkan sebagai salah satu resolusi di tahun 2013.
CD adalah rekaman fisik yang saat ini saya dan Theo rasa paling berharga dari seorang atau sekelompok musisi. CD akan sangat berbeda dengan file unduhan yang telanjang tanpa cover, wadah, dan karya seni visual yang secara custom dibuat berbeda antara CD satu dengan yang lainnya. Di awal Theo menggiatkan gerakan ini, dia dengan menggebu-gebu mengiming-imingi saya, "Tau nggak, CD Mocca yang album pertama ada yang jual di Kaskus harganya 250ribu dan laku! Bisa jadi CD-CD yang kita beli sekarang value-nya naik banget Bon waktu kita tua nanti. Besok kalo kita nggak punya duit, tinggal jual-jualin CD kita aja. Kayak vinyl di jaman sekarang gitu Bon!"
Jadi,
Ada saran album siapa yang sebaiknya saya beli di bulan Januari ini? :)
SNEAK PEEK!
WHAT'S ON THE NEXT POSTS