03 January 2013

Hari ke-3 : Menggiatkan #1Bulan1CD

Di era globalisasi yang serba digital ini rasanya penyimpanan dan pertukaran data soft file menjadi sangat mudah. Kita bisa klik dan upload apapun cukup dengan duduk manis dirumah untuk bisa dinikmati orang-orang seantero dunia. File sharing yang biasa kita lakukan adalah download. Pasti banyak diantara kita yang lebih banyak mengunduh daripada mengunggah, terutama untuk urusan musik. Betul begitu sodara-sodara?

Nah, Gerakan #1Bulan1CD ini awalnya dicetuskan oleh teman saya yang bernama Theo Cahya. Dia juga pernah menulis hal serupa di blognya [link]. Kalau dihitung-hitung, Theo sudah menjalankan gerakan ini secara disiplin selama hampir 1,5 tahun. Ya, saya harus bilang WOW untuk kedisiplinannya! 

Gerakan ini awalnya diusung dengan semangat memperbaiki mental diri sendiri yang sering download album dari berbagai artis dengan maruk dan membabibuta. Bayangkan, band-band yang karyanya kita download itu rekaman di studio dengan tidak gratis. Proses mixing lagu juga bayar lagi. Belum lagi manajemen, sound engineer, dan kru-kru lain yang juga butuh duit dari hasil kerja mereka dengan band-band itu. Memang sih, mereka akan dapat bayaran yang besar dari hasil manggung sana sini. Tapi coba kita lihat, begitukah cara kita mengapresiasi karya yang muncul dari tingkat intelektualitas tertinggi manusia? Dengan cara mengunduh secara cuma-cuma? Saya rasa tidak. Jadi, meski awalnya men-download, kami sudah berjanji untuk segera membeli album fisik mereka begitu tersedia di toko musik dan begitu urusan keuangan juga sudah mencukupi. 

Gerakan serupa juga sebenarnya pernah kami baca di blog seseorang waktu Theo sedang blog-walking. Rasanya senang sekali mempunyai "teman" yang juga memiliki semangat yang sama. Sayangnya saya lupa blog orang itu. Kalau suatu saat kamu membaca ini, saya rasanya kepingin dadah-dadah dan bilang "Mari lanjutkan perjuangan kita!!!!" Oke, agak lebay. 



Kenapa 1 Bulan "cuma" 1 CD?

Sebenarnya menurut saya sah-sah saja kalau kita mau beli 5 CD sekaligus dalam satu waktu atau bahkan merapel 6 CD untuk 6 bulan yang bolong. Yang terpeting sebenarnya adalah apresiasi terhadap karya seni dan memperbaiki mental download gratisan. Hanya saja, seringkali kita yang mahasiswa dan pelajar ini sulit mengalokasikan uang jajan yang terbatas untuk jumlah besar, misal beli 5 CD sekaligus dalam satu waktu. Lain halnya kalau kita "mencicil" membeli 1 CD dalam 1 Bulan. Paling kita hanya akan mengeluarkan 25-40ribu rupiah untuk album musisi lokal.


Saya pribadi, suka mengoleksi CD. Terutama CD karya anak negeri yang awalnya saya lihat performa mereka lewat situs YouTube atau Soundcloud, atau referensi dari orang-orang sekitar. Kadang pun kalau tidak ada ide mau beli album apa, saya dengan random-nya memilih CD dengan artwork yang bagus atau unik. Sayangnya, saya masih tidak sedisiplin Theo; asal ada duit, langsung beli 3-4 CD. Rasanya memang kurang "nyeni" sih dibanding Theo yang bisa menjajarkan dengan rapi ke-12 CD yang sudah dikumpulkannya sejak bulan pertama hingga bulan keduabelas. Mungkin ke-tidak-nyeni-an itu lah yang akan saya benahi dan saya masukkan sebagai salah satu resolusi di tahun 2013.


CD adalah rekaman fisik yang saat ini saya dan Theo rasa paling berharga dari seorang atau sekelompok musisi. CD akan sangat berbeda dengan file unduhan yang telanjang tanpa cover, wadah, dan karya seni visual yang secara custom dibuat berbeda antara CD satu dengan yang lainnya. Di awal Theo menggiatkan gerakan ini, dia dengan menggebu-gebu mengiming-imingi saya, "Tau nggak, CD Mocca yang album pertama ada yang jual di Kaskus harganya 250ribu dan laku! Bisa jadi CD-CD yang kita beli sekarang value-nya naik banget Bon waktu kita tua nanti. Besok kalo kita nggak punya duit, tinggal jual-jualin CD kita aja. Kayak vinyl di jaman sekarang gitu Bon!"



Jadi,
Ada saran album siapa yang sebaiknya saya beli di bulan Januari ini? :)



SNEAK PEEK!
WHAT'S ON THE NEXT POSTS




02 January 2013

Hari ke-2 : Ullen Sentalu



Seperti yang saya ceritakan kemarin, acara tahun baru bersama teman-teman SMA berakhir dengan jalan-jalan ke Ullen Sentalu. Kalau dijabarkan sesuai dengan tagline nya, tempat ini adalah Museum Seni dan Budaya Jawa. Lebih spesifik lagi, dari keterangan guide-nya, museum ini merupakan elemen penyeimbang atas kraton Yogyakarta dan Surakarta yang sarat akan maskulinitas. Dibangun di tengah rimbunnya pepohonan dan sejuknya daerah pegunungan Kaliurang, museum ini menyimpan dan memamerkan sisi kefeminiman kraton lewat cerita dan karya para puteri dan permaisuri raja. 

Sebut saja Tineke atau GRAj Koes Sapariyam, putri dari Sunan Pakubuwana XI Surakarta yang gemar menulis syair. Beliau dibuatkan satu ruangan yang khusus memamerkan surat-surat yang berisi syair beliau. Ada juga ruangan yang dipersembahkan khusus untuk GRAy Siti Nurul Kusumawardhani yang pintar, cerdas, dan sangat cantik, puteri Mangkunegara VII. Seorang puteri fasih menari adalah suatu kewajiban dan hal yang sudah biasa di kalangan keraton. Namun pada masa itu, Gusti Nurul memiliki hobi yang lain daripada yang lain yakni berkuda. 

Selain beberapa ruang spesial yang bercerita tentang para puteri dan permaisuri, Ullen Sentalu juga memiliki ruang gamelan, ruang batik khas Yogyakarta, ruang batik khas Surakarta, serta ruangan yang menggambarkan riasan pengantin tradisional jawa yang digambarkan melalui lukisan dan arca. Selain arca modern yang khusus dibuat untuk keperluan penggambaran secara riil, di sini banyak sekali arca dewa-dewi yang didatangkan langsung dari Museum Purbakala. Namun sayang sekali, hampir semua arca dewa-dewi tersebut hilang beberapa bagian tubuhnya akibat ulah pencuri dan kolektor.

Sebelum tour berakhir, kita akan diberi segelas kecil minuman awet muda yang diracik dari ramuan rahasia Ratu Mas, permaisuri Sunan Pakubuwana X yang sangat fashionable, cantik, dan tentunya awet muda.





Museum ini juga memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti tempat pertunjukan outdoor, toko souvenir dengan desain bangunan kontemporer, serta rumah makan yang bernama Beukenhof.

Tangga menuju Beukenhof dan foto Beukenhof dari bawah


Selama tour kita dilarang keras mengabadikan gambar dalam bentuk video atau foto untuk mencegah duplikasi karya. Karya-karya yang ada di dalam Ullen Sentalu merupakan karya asli dan otentik dari keluarga keraton. Beberapa foto yang saya abadikan ini adalah foto pemandangan di luar bangunan inti.










Sekian tulisan kedua saya. Jangan lupa setelah main-main ke Ullen Sentalu pulangnya beli jadah, tempe, dan tahu bacem. Jangan makan sate kelinci ya, soalnya kelinci itu binatang innocent dan lucu. Dadah! :3


p.s.: beberapa nama permaisuri dan puteri raja yang saya lupa namanya, saya contek dari sini: [link] hehehe

01 January 2013

Hari ke-1 : Tidak Akan Pernah Tuntas

Teman lama adalah orang-orang yang bisa memberikan kehangatan dan kedamaian spesial di hati saya. Sahabat lama, teman tumbuh bersama yang mengerti kita sejak masa-masa peralihan menuju usia dewasa. Sahabat lama, biasanya memiliki toleransi lebih atas tindakan-tindakan yang mungkin melukai perasaan kita. Derajat pemakluman tingkat tinggi, kata saya.

Berdasarkan  pengamatan yang saya lakukan pada orang-orang di sekitar saya, teman SMA memang memiliki tempat tersendiri di hati mereka. Mungkin karena di masa SMA kita melalui taraf peralihan ke tingkat yang lebih dewasa; masa pencarian jati diri, melepas jiwa kenanak-kanaka. Cinta pertama, ciuman pertama, patah hati, ganti lagi, ditikung, saingan, orang sirik di sana-sini, hingga drama menye-menye ala sinetron pun seringkali terjadi di masa SMA. Bisa jadi dari situlah persahabatan yang muncul dari hasil men-support satu sama lain dan rasa senasib sepenanggungan menjadi begitu tulus dan membekas hingga kita telah berumur. 

Tahun baru 2013 ini saya bersyukur bisa merayakan dengan sahabat-sahabat SMA meski tidak full team. Tidak ada pesta besar-besaran, bahkan tanpa kembang api. Hanya berkumpul, tukar cerita, reuni kecil band SMA saya, berebut daging yang-seharusnya-di-barbeque-tapi-malah-dimasak-ala-suki, liga PES para lelaki 12 jam non-stop, dan berakhir jalan-jalan pagi ke Ullen Sentalu. 


Meski baru sore tadi berpisah, rasa rindu sudah mulai terkuak.





Teman lama,

dan kerinduan yang tidak akan pernah tuntas.





Selamat tahun baru! 
Semoga kalian selalu dikelilingi sahabat yang tulus dan penuh kehangatan. :)

30 December 2012

A Year End Note

The year leaves me unanswered questions. What path I should take, what way I should go, what am I going to be, and zillion questions about future. The worse is, when I felt so confident with the decision made, it led to another question about the achievement and the fruitfulness after.

You know, I've never been good at planning my life as I always distracted by anything more interesting when my plan is on going. I never set a big plan for future even I never made kind of new year resolution. I usually go with the flow, wherever life takes me. And yeah, that makes me get pain in the ass by now. The planning about future always haunt and confusing me as I started my last year of uni. I've tried many things according to my interest, but none of them is something I've settled in.

Maybe the route won't always straight. Maybe the things I've done before could lead me to something big. I don't know. 




Just like taking a taxi cab, it can bring you anywhere yet fares as where you are heading to.